Masalah baterai cepat habis/lowbet memang menjadi kendala utama bagi kita yang menggunakan smartphone. Karena bagaimana tidak, penggunaan smartphone telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Untungnya, teknologi fast charging hadir sebagai solusi yang menjanjikan. Banyak merek smartphone berlomba-lomba mengembangkan teknologi pengisian daya cepat mereka, masing-masing dengan klaim keunggulan tersendiri.
Nah bagi sobat yang masih bingung mau memilih smartphone mana yang memiliki pengisian daya yang cepat lanjut baca artikel ini. Karena kami akan mengulas dan membandingkan teknologi fast charging dari berbagai merek smartphone terkemuka, sehingga bisa membantu sobat memahami perbedaan, kelebihan, dan kekurangan masing-masing.
Perkembangan, dan Cara Kerja Teknologi Fast Charging
Bayangkan mengisi daya ponsel sobat secepat mengisi bensin di pom. Itulah esensi dari fast charging, teknologi revolusioner yang memungkinkan pengisian baterai smartphone dalam hitungan menit, bukan jam. Di dunia yang bergerak cepat ini, hal tersebut bukan sekadar fitur mewah, melainkan kebutuhan inti. Dari para eksekutif yang sibuk hingga penggemar media sosial, semua mengandalkan ponsel mereka sepanjang hari, dan kehabisan daya bukan lagi pilihan.
Di zaman dimana waktu adalah komoditas berharga, teknologi ini telah menjadi fitur krusial dalam kehidupan digital kita. Kebutuhan akan pengisian baterai dengan cepat tidak hanya didorong oleh gaya hidup yang sibuk, tetapi juga oleh peningkatan konsumsi daya akibat aplikasi yang semakin kompleks dan layar yang lebih besar dan terang. Dengan teknologi tersebut memungkinkan pengguna untuk tetap produktif dan terhubung tanpa khawatir kehabisan daya di tengah aktivitas penting.
Dari masa ke masa evolusi dari teknologi tersebut terus melakukan inovasi tanpa henti. Awalnya, pengisian daya hanya 5W yang dianggap standar, namun sekarang ada perangkat yang memiliki pengisian daya sampai 200W. Berikut kami sajikan mengenai perkembangan dan cara kerja dari teknologi tersebut.
Perkembangan Teknologi Fast Charging
Perkembangan teknologi charging terkini telah mengubah cara kita menggunakan smartphone. Dari yang awalnya membutuhkan waktu berjam-jam untuk pengisian penuh, kini beberapa smartphone terbaru dapat terisi penuh hanya dalam hitungan menit. Setiap tahun, produsen smartphone berlomba-lomba memecahkan rekor kecepatan pengisian daya.
Namun, perkembangan ini bukan tanpa tantangan. Isu seperti degradasi baterai yang lebih cepat, peningkatan suhu, dan keamanan menjadi fokus utama penelitian. Inovasi terkini tidak hanya berfokus pada kecepatan, tetapi juga pada efisiensi dan perlindungan baterai jangka panjang.
Menariknya, perkembangan ini juga mendorong evolusi dalam desain smartphone dan teknologi baterai. Produsen kini mengembangkan arsitektur baterai ganda, sistem pendingin canggih, dan bahkan eksperimen dengan bahan baterai baru untuk mengakomodasi kecepatan pengisian yang semakin tinggi.
Era fast charging dimulai dari Qualcomm memperkenalkan Quick Charge 1.0 pada tahun 20
13, teknologi ini mampu mengisi daya hingga 40% lebih cepat dibandingkan metode pengisian standar saat itu. Kemudian USB Power Delivery (PD) tahun 2015 menawarkan standar universal untuk pengisian cepat. Begitu seterusnya hingga pada tahun 2020, Xiaomi mendorong batas teknologi fast charging dengan memperkenalkan sistem pengisian 120W. Teknologi ini mampu mengisi baterai 4000mAh dari 0% hingga 100% hanya dalam 23 menit, tentunya hal tersebut merupakan pencapaian luar biasa.
Cara Kerja dan Prinsip Dasar
Fast charging bekerja berdasarkan prinsip dasar meningkatkan jumlah daya yang dikirim ke baterai dalam waktu yang lebih singkat. Ini dicapai melalui beberapa metode:
- Peningkatan Voltase: Teknologi fast charging meningkatkan voltase di atas standar USB 5V. Beberapa teknologi bisa mencapai 20V atau lebih. Voltase yang lebih tinggi memungkinkan pengiriman daya yang lebih besar.
- Peningkatan Arus: Selain voltase, teknologi fast charging juga meningkatkan arus listrik. Standar USB biasa menyediakan sekitar 0.5-1.5A, sementara fast charging bisa mencapai 3A, 5A, atau bahkan lebih.
- Manajemen Daya Dinamis: Sistem fast charging modern secara dinamis menyesuaikan voltase dan arus selama proses pengisian untuk mengoptimalkan kecepatan dan efisiensi sambil menjaga keamanan.
- Pengisian Multi-Tahap: Banyak teknologi fast charging menggunakan pendekatan multi-tahap, di mana kecepatan pengisian bervariasi tergantung pada tingkat daya baterai. Biasanya, pengisian paling cepat terjadi ketika baterai berada di bawah 50%, kemudian melambat saat mendekati kapasitas penuh untuk melindungi baterai.
Adapun perbedaan fast charging dengan quick charging adalah sebagai berikut:
Quick Charging:
- Biasanya mengacu pada teknologi spesifik yang dikembangkan oleh Qualcomm.
- Menggunakan protokol komunikasi khusus antara perangkat dan charger.
- Menyesuaikan voltase secara dinamis untuk mengoptimalkan pengisian.
Fast Charging:
- Istilah umum yang mencakup berbagai teknologi pengisian cepat.
- Bisa merujuk pada teknologi proprietary dari berbagai produsen (seperti SuperVOOC, Warp Charge) atau standar terbuka seperti USB Power Delivery.
- Fokus pada peningkatan kecepatan pengisian secara umum, tidak terikat pada protokol tertentu.
Namun fakta dilapangan, kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian oleh konsumen dan bahkan beberapa produsen.
Perbandingan Antara Smartphone OPPO, Qualcomm, OnePlus, Samsung, dan Xiaomi
Setelah membaca perkembangan dan cara kerjanya, mari kita lanjutkan ke pembahasan berikutnya, yaitu membahas tentang perbandingan fast charging dari smartphone OPPO, Qualcomm, OnePlus, Samsung, dan Xiaomi. Kenapa dengan smartphone tersebut ? yaps, karena smartphone yang tadi disebutkan memiliki jumlah pengguna yang banyak di indonesia.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, mari kita lakukan perbandingan kecepatan charging dari kelima teknologi ini. Dalam tes yang dilakukan, kami menggunakan baterai 4000mAh sebagai standar untuk melihat berapa lama waktu yang dibutuhkan dari 0% hingga 100%
1. Teknologi SuperVOOC (OPPO)
Yang pertama ada teknologi SuperVOOC (OPPO), yaitu teknologi proprietary OPPO yang menggunakan sistem pengisian daya dengan voltase rendah dan arus tinggi. Versi terbaru, SuperVOOC 2.0, mampu mencapai kecepatan hingga 65W. Keunggulannya terletak pada kemampuannya untuk mempertahankan arus tinggi bahkan ketika baterai hampir penuh, menghasilkan waktu pengisian yang sangat cepat.
OPPO mengklaim dapat mengisi baterai 4000mAh dari 0% ke 100% dalam waktu sekitar 30 menit. Tidak hanya kecepatan yang menjadi fokus, efisiensi pengisian baterai juga menjadi faktor krusial. Teknologi seperti SuperVOOC dari OPPO tidak hanya menawarkan pengisian yang cepat, tetapi juga efisien dengan meminimalkan panas yang dihasilkan selama proses pengisian.
2. Quick Charge (Qualcomm)
Quick Charge adalah teknologi yang dikembangkan oleh Qualcomm dan digunakan oleh berbagai merek smartphone yang menggunakan chipset Snapdragon. Versi terbaru, Quick Charge 5, mendukung pengisian daya hingga 100W+. Keunggulan Quick Charge adalah kompatibilitasnya yang luas dan dukungan untuk berbagai voltase, memungkinkan pengisian yang lebih efisien pada berbagai tingkat daya baterai.
3. Warp Charge (OnePlus)
Warp Charge, sebelumnya dikenal sebagai Dash Charge, adalah teknologi fast charging OnePlus yang dikembangkan bersama OPPO. Versi terbaru, Warp Charge 65T, menawarkan kecepatan pengisian hingga 65W. Teknologi ini menggunakan pendekatan voltase rendah dan arus tinggi, mirip dengan SuperVOOC. Keunggulannya adalah kemampuan untuk menjaga suhu perangkat tetap rendah selama pengisian cepat.
4. Super Fast Charging (Samsung)
Yang keempat ada samsung, tentunya sobat tidak asingkan dengan merek tersebut. Smartphone dengan pengguna terbanyak ini tentunya menawarkan Samsung Super Fast Charging mendukung kecepatan hingga 45W pada beberapa model terbarunya. Teknologi ini menggunakan standar USB Power Delivery (PD) dengan Programmable Power Supply (PPS), yang memungkinkan penyesuaian voltase yang lebih halus untuk efisiensi dan keamanan yang lebih baik.
Meskipun tidak secepat beberapa pesaingnya, Samsung menekankan keseimbangan antara kecepatan pengisian dan perlindungan baterai jangka panjang. Beberapa produk yang masih menggunakan cahrger 25 W masih tergolong bagus yaitu dengan kecepatan pengisian daya 0-100 % dalam waktu 1 jam.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang teknologi fast charging dari samsung, baca artikel kami tentang teknologi charger 25 samsung.
5. HyperCharge (Xiaomi)
Tidak kalah dengan samsung, jumlah pengguna xiaomi juga cukup banyak di indonesia. Xiaomi sendri menawarkan HyperCharge yaitu teknologi pengisian daya ultra-cepat. Mereka telah mendemonstrasikan teknologi 200W yang mampu mengisi baterai 4000mAh dalam waktu kurang dari 8 menit. wow. Meskipun belum tersedia secara komersial, teknologi ini menunjukkan potensi masa depan pengisian daya ultra-cepat. Xiaomi juga menawarkan teknologi 120W pada beberapa model yang sudah tersedia di pasar.
Perbandingan Kecepatan dan Efisiensi
Berdasarkan data diatas tentunya kita harus menganalisis smartphone mana yang paling baik dari segi kecepatan pengisian daya dan keamanan perlindungan baterai.
- Kecepatan: Dari teknologi yang sudah tersedia secara komersial, HyperCharge Xiaomi (120W) dan SuperVOOC OPPO (65W) menawarkan kecepatan pengisian tertinggi. Namun, Quick Charge 5 dari Qualcomm (100W+) juga sangat kompetitif.
- Efisiensi: Teknologi seperti SuperVOOC dan Warp Charge cenderung lebih efisien dalam hal manajemen panas, karena sebagian besar konversi tegangan terjadi di adaptor, bukan di dalam ponsel.
- Kompatibilitas: Quick Charge mungkin unggul dalam hal kompatibilitas, karena banyak digunakan oleh berbagai merek.
- Perlindungan Baterai: Samsung dan Qualcomm menekankan perlindungan baterai jangka panjang dalam teknologi mereka, yang mungkin mengorbankan sedikit kecepatan untuk keawetan.
Memilih Smartphone dengan Fast Charging Terbaik
Siapa yang tidak ingin memiliki smartphone dengan pengisian daya super cepat, akan tetapi hal tersebut tentunya membutuhkan pertimbangan penting. Salah satu hal yang paling penting yaitu kecepatan pengisian, yang diukur dalam watt dan waktu pengisian dari 0% ke 100%, misalnya HP A butuh berapa lama mengisi dari 0-100 %.
Yang kedua, yaitu jenis teknologi fast charging apa yang digunakan, apakah proprietary atau standar universal seperti USB-PD, hal ini perlu diperhatikan karena mempengaruhi kompatibilitas dengan charger pihak ketiga. Selanjutnya kapasitas baterai, karena baterai lebih besar mungkin mengisi lebih lama tetapi bertahan lebih lama, misalkan baterai dengan kapasitas 3000 mAH hanya buth waktu 10 menit sedangkan untuk 4000 mAh butuh waktu 20 menit.
Dan yang paling penting yaitu dampak jangka panjang fast charging pada umur baterai. Selain itu, pertimbangkan pula kompatibilitas dengan ekosistem perangkat sobat, fitur tambahan seperti pengisian nirkabel, dan tentu saja harga. Smartphone yang memiliki teklnologi fast charging terbaik serta menjaga keamanan baterai cenderung di bandrol dengan harga yang cukup mahal. Keseimbangan antara semua faktor ini akan membantu sobat memilih smartphone yang sesuai dengan kebutuhan pengisian daya cepat.
Rekomendasi Smartphone dengan Fast Charging Tercepat
Adapun beberapa smartphone rekomendasi dari kami, namun perlu diingat rekomendasi ini bisa berubah seiring waktu karena perkembangan teknologi yang cepat.
Ingat seperti yang sudah dijelaskan tadi, saat memilih smartphone berdasarkan kemampuan fast charging, sobat harus mempertimbangkan keseimbangan antara kecepatan pengisian, harga, dan fitur lainnya yang dibutuhkan. Jika harganya terlalu mahal dan di luar anggaran kantong sobat, alahkah baiknya untuk menunda keinginan tersebut atau mencari alternatif lain.
FAQ: Fast Charging pada Smartphone
Ponsel dengan Pengisian Tercepat
Q1: Ponsel mana yang pengisian dayanya paling cepat?
A1: Per tahun 2023, dan berdasarkan penjelasan diatas tentunya adalah produk dari Xiaomi. OPPO dan OnePlus. adapun beberapa tipe ponsel dengan pengisian daya tercepat yaitu:
- Xiaomi 12 Pro dengan HyperCharge 120W
- OPPO Find X5 Pro dengan SuperVOOC 80W
- OnePlus 10 Pro dengan Warp Charge 80W
Namun, perlu diingat bahwa teknologi ini berkembang cepat, dan model terbaru mungkin menawarkan kecepatan pengisian yang lebih tinggi.
Perbedaan Quick Charging dan Fast Charging
Q2: Apa bedanya quick charging dan fast charging?
A2: Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, perbedaan dari keduanya adalah sebagai berikut:
- Quick Charging: Biasanya mengacu pada teknologi spesifik yang dikembangkan oleh Qualcomm. Menggunakan protokol komunikasi khusus antara perangkat dan charger.
- Fast Charging: Istilah umum yang mencakup berbagai teknologi pengisian cepat, termasuk Quick Charge dan teknologi proprietary lainnya seperti SuperVOOC atau Warp Charge.
Pada praktiknya, kedua istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan pengisian daya yang lebih cepat dari standar.
Rekomendasi Merek Charger
Q3: Charger yang bagus merek apa?
A3: Charger yang bagus tentunya charger yang original dari smartphone yang kamu beli, misalnya smartphone sobat dari xiaomi, maka gunakanlah charger dari xiaomi juga. Adapun Beberapa merek charger yang dikenal bagus dan aman yaitu:
- Anker
- Belkin
- Aukey
- RAVPower
- Charger resmi dari produsen ponsel (misal: Samsung, Apple)
Dan yang perlu diingat, pilihlah charger yang mendukung teknologi fast charging yang kompatibel dengan ponsel Anda dan memiliki sertifikasi keamanan seperti UL, CE, atau RoHS.
Durasi Pengisian Fast Charging 65 Watt
Q4: Berapa lama fast charging 65 watt?
A4: Waktu pengisian dengan fast charging 65 watt bervariasi tergantung pada kapasitas baterai ponsel, tetapi sebagai perkiraan umum:
- Untuk baterai 4000mAh: sekitar 30-35 menit dari 0% ke 100%
- Untuk baterai 5000mAh: sekitar 40-45 menit dari 0% ke 100%
Perlu diingat bahwa kecepatan pengisian biasanya lebih cepat dari 0% ke 80%, kemudian melambat untuk melindungi baterai. Faktor-faktor seperti suhu ponsel dan penggunaan selama pengisian juga dapat mempengaruhi waktu pengisian total.
3 comments